Kamis, 20 Februari 2014

Hanya Dua Menit; Anda Bisa Tahu Potensi Rezeki Anda

Kesederhanaan si kaya adalah pilihan bersikap. Jelas, bahwa sederhana adalah gaya hidup, bukan jumlah uang.  Kaya adalah banyak kepemilikannya. Terlepas itu kaya materi, ilmu atau apa saja. Maka yang paling kaya tentulah Tuhan. Mencari kekayaan bukan berarti tergila-gila akan kekayaan, apalagi "menuhankan kekayaan". Kayalah sekaya-kayanya, asalkan kita sanggup mempertanggungjawabkan  darimana dan kita apakan kekayaan tersebut. Banyak yang kaya tapi tidak jelas titik awal (darimana) dan titik akhir (kemana) kekayaannya. Seperti Qarun dan hartanya. Belakangan disebut harta karun. Sosok teladan orang kaya yang soleh dan sederhana adalah Nabi Muhammad Saw. dan Nabi Sulaiman as. Tapi perjalanan untuk menjadi si kaya yang soleh dan sederhana itu tak mudah. Hal pertama yang harus kita berantas hingga tuntas adalah mental miskin yang ada pada masyarakat, terlebih pada diri kita sendiri.

Mental Miskin

Katanya, orang kaya itu sombong. Jika sebagian orang kaya itu sombong, malas dan boros itu urusan mereka. Tugas kita hanyalah menyampaikan. Dan alangkah lebih, jika yang menyampaikan adalah orang kaya yang tidak sombong, tidak malas dan tidak boros. Kalau si miskin yang menyampaikannya, hanya akan menjadi bumerang. Yang parah, kalau kita sudah miskin, sombong, malas pula. Mungkin sebagian dari kita dengki terhadap orang kaya. Kita menuduhnya kaya turunan, beruntung, korupsi dan sebagainya. Dengki itu ibarat meminum racun, namun berharap orang lain yang mati. Baiknya, ambil contoh yang bisa dipetik dan diterapkan pada hidup kita dari si kaya. Yang buruk jadikan pelajaran, agar kita tidak terkena panah yang sama. Memberi memang selalu lebih mulia ketimbang diberi. Asalkan yang pemberian tersebut adalah hal-hal yang baik. Seperti Tuhan yang Maha Pemberi.

Manfaat Kekayaan

Memang, kekayaan bukanlah segala-galanya. Kekayaan hanyalah alat bantu. Tapi kalau keluarga Anda sakit? Orang tua Anda ingin berhaji atau umrah? Anda mau menikah? Apakah kata bahagia dapat membantu Anda? Si miskin yang soleh  bisa saja umrah, sekolah, ke masjid dan sebagainya. Tapi si kaya yang soleh bisa umrah dan mengumrahkan, sekolah dan membangun sekolah, ke masid dan menyumbang pembangunan masjid. Lihatlah, betapa kekayaan di tangan orang yang tepat akan banyak manfaatnya. Bukankah tangan diatas lebih baik ketimbang tangan dibawah? Bukankah rezki dari hasil tangan sendiri lebih mulia ketimbang dari bantuan orang lain? Begitu kata Nabi Saw. Kecerdasan dibangun dengan mencerdaskan. Kesuksesan dibangun dengan menyukseskan. Dan kekayaan dibangun dengan mengayakan. Setidaknya, mengayakan diri sendiri lebih dulu. Mustahil memberi tanpa memiliki, bukan?

Meraih Kekayaan

Tujuan utama setiap manusia adalah meraih kebahagiaan, berupa kembali pada Tuhan dengan ridha dan diridhai. Tapi untuk mencapainya, kita memerlukan alat bantu. Salah satunya adalah kekayaan. Tujuan tidak dapat dijadikan alat untuk mencapai tujuan itu sendiri. Sebagaimana alat tidak dapat dijadikan tujuan. Nabi sulaiman as, Muhammad dan Imam 'Ali adalah orang yang memiliki kekayaan. Namun beliau memilih untuk hidup sederhana dan mendermakan kekayaannya. Jika beliau tidak kaya, mustahil beliau dapat menderma. Miliki kekayaan agar bermanfaat banyak bagi orang banyak.

Salah satu cara meraih kekayaan adalah dengan menjadikan hobi sebagai pekerjaan atau profesi. Katakanlah Anda gemar membaca, menulis, diskusi dan menonton film. Maka profesi yang tepat dan menyenangkan buat Anda adalah dosen, penulis, sutradara, presenter atau aktor. Pilihlah berdasarkan skala yang paling Anda sukai. Karena pekerjaan yang paling mudah adalah pekerjaan yang membuat kita bahagia dalam mengerjakannya. Seperti kata Mahatma Gandhi; Ketika kita melakukan sesuatu, lakukanlah dengan cinta atau jangan lakukan.

Menjadi Kaya yang Sederhana

Kaya bukan berarti komsumtif. Yang harus kita lakukan hanyalah komsumsi secukupnya, lalu distribusikan sebanyak-banyaknya dan seikhlas-ikhlasnya. Dunia terus berkembang, bergerak menuju kesempurnaan. Dunia terus maju, diam apalagi berjalan mundur adalah pilihan yang keliru. Saya hanya berbagi pengetahuan. Yang saya tahu bahwa saya tak tahu banyak. Karena yang paling mengetahui segala sesuatu hanyalah Tuhan. Carilah kekayaan dengan halal lagi baik dan tetaplah bersikap sederhana.

Semoga kita memiliki kekayaan halal dan bermanfaat!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar