Kesederhanaan
si kaya adalah pilihan bersikap. Jelas, bahwa sederhana adalah gaya hidup,
bukan jumlah uang. Kaya adalah banyak
kepemilikannya. Terlepas itu kaya materi, ilmu atau apa saja. Maka yang paling
kaya tentulah Tuhan. Mencari kekayaan bukan berarti tergila-gila akan kekayaan,
apalagi "menuhankan kekayaan". Kayalah sekaya-kayanya, asalkan kita
sanggup mempertanggungjawabkan darimana dan kita apakan kekayaan
tersebut. Banyak yang kaya tapi tidak jelas titik awal (darimana) dan titik
akhir (kemana) kekayaannya. Seperti Qarun dan hartanya. Belakangan disebut harta
karun. Sosok teladan orang kaya yang soleh dan sederhana adalah Nabi Muhammad
Saw. dan Nabi Sulaiman as. Tapi perjalanan untuk menjadi si kaya yang soleh dan
sederhana itu tak mudah. Hal pertama yang harus kita berantas hingga tuntas
adalah mental miskin yang ada pada masyarakat, terlebih pada diri kita sendiri.
Katanya,
orang kaya itu sombong. Jika sebagian orang kaya itu sombong, malas dan boros
itu urusan mereka. Tugas kita hanyalah menyampaikan. Dan alangkah lebih, jika
yang menyampaikan adalah orang kaya yang tidak sombong, tidak malas dan tidak
boros. Kalau si miskin yang menyampaikannya, hanya akan menjadi bumerang. Yang
parah, kalau kita sudah miskin, sombong, malas pula. Mungkin sebagian dari kita
dengki terhadap orang kaya. Kita menuduhnya kaya turunan, beruntung, korupsi
dan sebagainya. Dengki itu ibarat meminum racun, namun berharap orang lain yang
mati. Baiknya, ambil contoh yang bisa dipetik dan diterapkan pada hidup kita
dari si kaya. Yang buruk jadikan pelajaran, agar kita tidak terkena panah yang
sama. Memberi memang selalu lebih mulia ketimbang diberi. Asalkan yang
pemberian tersebut adalah hal-hal yang baik. Seperti Tuhan yang Maha Pemberi.
Manfaat
Kekayaan
Memang,
kekayaan bukanlah segala-galanya. Kekayaan hanyalah alat bantu. Tapi kalau
keluarga Anda sakit? Orang tua Anda ingin berhaji atau umrah? Anda mau menikah?
Apakah kata bahagia dapat membantu Anda? Si miskin yang soleh bisa saja
umrah, sekolah, ke masjid dan sebagainya. Tapi si kaya yang soleh bisa umrah
dan mengumrahkan, sekolah dan membangun sekolah, ke masid dan menyumbang
pembangunan masjid. Lihatlah, betapa kekayaan di tangan orang yang tepat akan banyak
manfaatnya. Bukankah tangan diatas lebih baik ketimbang tangan dibawah?
Bukankah rezki dari hasil tangan sendiri lebih mulia ketimbang dari bantuan
orang lain? Begitu kata Nabi Saw. Kecerdasan dibangun dengan mencerdaskan.
Kesuksesan dibangun dengan menyukseskan. Dan kekayaan dibangun dengan
mengayakan. Setidaknya, mengayakan diri sendiri lebih dulu. Mustahil memberi
tanpa memiliki, bukan?
Meraih
Kekayaan
Tujuan
utama setiap manusia adalah meraih kebahagiaan, berupa kembali pada Tuhan
dengan ridha dan diridhai. Tapi untuk mencapainya, kita memerlukan alat bantu.
Salah satunya adalah kekayaan. Tujuan tidak dapat dijadikan alat untuk mencapai
tujuan itu sendiri. Sebagaimana alat tidak dapat dijadikan tujuan. Nabi sulaiman
as, Muhammad dan Imam 'Ali adalah orang yang memiliki kekayaan. Namun beliau
memilih untuk hidup sederhana dan mendermakan kekayaannya. Jika beliau tidak
kaya, mustahil beliau dapat menderma. Miliki kekayaan agar bermanfaat banyak
bagi orang banyak.
Salah
satu cara meraih kekayaan adalah dengan menjadikan hobi sebagai pekerjaan atau
profesi. Katakanlah Anda gemar membaca, menulis, diskusi dan menonton film.
Maka profesi yang tepat dan menyenangkan buat Anda adalah dosen, penulis,
sutradara, presenter atau aktor. Pilihlah berdasarkan skala yang paling Anda
sukai. Karena pekerjaan yang paling mudah adalah pekerjaan yang membuat kita
bahagia dalam mengerjakannya. Seperti kata Mahatma Gandhi; Ketika kita
melakukan sesuatu, lakukanlah dengan cinta atau jangan lakukan. "
Menjadi Kaya yang Sederhana
Kaya
bukan berarti komsumtif. Yang harus kita lakukan hanyalah komsumsi secukupnya,
lalu distribusikan sebanyak-banyaknya dan seikhlas-ikhlasnya. Dunia terus
berkembang, bergerak menuju kesempurnaan. Dunia terus maju, diam apalagi
berjalan mundur adalah pilihan yang keliru. Saya hanya berbagi pengetahuan.
Yang saya tahu bahwa saya tak tahu banyak. Karena yang paling mengetahui segala
sesuatu hanyalah Tuhan. Carilah kekayaan dengan halal lagi baik dan tetaplah
bersikap sederhana.
Semoga kita memiliki
kekayaan halal dan bermanfaat!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar