Abraham Maslow benar, saat berkata ”
penghargaan adalah kebutuhan “. Kebutuhan manusia untuk dihargai. Kita
hanya perlu sedikit belajar untuk memberi penghargaan dengan jujur dan
tulus. Sampai kapan Kita harus mengeluh dan menyalahkan orang lain.
Karena penjahat tersangar sekalipun (Public Enemy No. 1) tidak ingin
dipersalahkan dan selalu membela diri (defensif). Berilah penghargaan/apresiasi
kepada mereka yang memang pantas diapresiasi. Namun, jangan pernah
coba-coba memberi sanjungan belaka. Penghargaan dan sanjungan sangatlah
berbeda. Penghargaan berasal dari hati, sedangkan sanjungan di bibir
saja. Orang cerdas tidak butuh sanjungan Anda. Mereka peka terhadapnya.
Sekitar 2 tahun lalu, seorang kawan
sangat membenci saya. Apa yang salah dengan dia? Ternyata, kesalahan
sepenuhnya berasal dari saya. Kawan saya tersebut berapi-api. Mungkin
karena saya menyiraminya dengan bensin? Ya, saya telah menyiraminya
dengan kritik pedas, celaan dan perilaku disapresiatif. Walhasil, dia
sangat geram. Saya mencoba memadamkan api kebenciannya dengan apresiasi
dan penghargaan pada setiap pencapaiannya. Dan saya melakukan itu dengan
tulus dan jujur. Kini, sang kawan yang dimaksud selalu mencari saya
untuk berdiskusi atau sekadar tukar pikiran. Mengapa? karena saya setia
mendengar ceritanya, menghargai persepsinya. Karena setiap dari Kita,
butuh penghargaan. Seperti dalam lirik lagu Musikimia; tak ada satupun manusia di muka bumi yang tak ingin dihargai.
Tunjukkanlah simpati Anda kepada
persepsi orang lain. Jangan pernah berkata; Anda Salah! Mulailah
dengan berkata; Mungkin saya tak sepenuhnya benar. Mari Kita teliti
bersama. Correct my, if I wrong! Kalau keliru, akuilah dengan segara.
Bersimpatilah dengan ide dan hasrat orang lain. Biarkan orang lain
merasa bahwa itu adalah idenya. Terlebih lagi jika itu memang idenya.
Katakanlah di depan orang tersebut dan di depan orang banyak; Menurut
Anies, masalah ini…. Atau bisa juga; Saya sepakat dengan Anies…. dan
contoh-contoh bahasa kesepakatan lainnya.
Agar Kritik Tidak Menyakiti Perasaan yang Dikritik
Jika memang harus mengkriti;
1. Mulai dengan membicarakan kelebihan dan prestasi orang yang akan kita kritik.
Agar ia merasa bahwa sepertinya ada penurunan pada dirinya, dan ia
harus lebih giat untuk mendapat prestasi lagi dan kembali. Beri mereka
reputasi yang baik untuk dipenuhi olehnya.
2. Sedapat mungkin, jangan menggunakan kata ” tetapi ” sebagai jembatan antara penghargaan dan kritik Anda. Sama saja Anda mengangkatnya terbang tinggi dan menghempasnya dengan sakit ke bumi.
3. Beritahukan kesalahan orang lain secara tidak langsung.
Pakaian Anda sangat keren dipakai untuk acara pantai, mungkin lebih
baik untuk memakai pakaian yang resmi. Bila kawan Anda agak urakan,
misalnya.
4. Berbicarlah kesalahan Anda terlebih dahulu, sebelum mengkritik orang lain. Gunakan motivasi, untuk membuat kesalahan orang lain terlihat mudah diperbaiki.
5. Biarkan orang lain menyelamatkan muka. Jangan
sekali-kali mengkritik orang lain di depan umum. Walau kritik Anda fakta
dan benar adanya, ia juga manusia yang punya perasaan malu dan trauma.
Banyak manusia menjadi gila karena
kurangnya penghargaan terhadap mereka. Pertandingan dibuat, kompetisi
diadakan, pencapaian akademik dan karir dijalani agar yang menjalaninya
merasa dirinya berharga dan penting. Buat orang lain merasa penting.
Mulailah dengan cara yang ramah. Carilah kelebihan dari orang lain serta
berilah penghargaan dengan jujur. Kapan terakhir Anda memuji? Kapan
terakhir Anda dipuji? Mari kita mulai!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar