Minggu, 09 Februari 2014

How to Win Friends & Influence People

    Abraham Maslow benar, saat berkata ” penghargaan adalah kebutuhan “. Kebutuhan manusia untuk dihargai. Kita hanya perlu sedikit belajar untuk memberi penghargaan dengan jujur dan tulus. Sampai kapan Kita harus mengeluh dan menyalahkan orang lain. Karena penjahat tersangar sekalipun (Public Enemy No. 1) tidak ingin dipersalahkan dan selalu membela diri (defensif). Berilah penghargaan/apresiasi kepada mereka yang memang pantas diapresiasi. Namun, jangan pernah coba-coba memberi sanjungan belaka. Penghargaan dan sanjungan sangatlah berbeda. Penghargaan berasal dari hati, sedangkan sanjungan di bibir saja. Orang cerdas tidak butuh sanjungan Anda. Mereka peka terhadapnya.

    Sekitar 2 tahun lalu, seorang kawan sangat membenci saya. Apa yang salah dengan dia? Ternyata, kesalahan sepenuhnya berasal dari saya. Kawan saya tersebut berapi-api. Mungkin karena saya menyiraminya dengan bensin? Ya, saya telah menyiraminya dengan kritik pedas, celaan dan perilaku disapresiatif. Walhasil, dia sangat geram. Saya mencoba memadamkan api kebenciannya dengan apresiasi dan penghargaan pada setiap pencapaiannya. Dan saya melakukan itu dengan tulus dan jujur. Kini, sang kawan yang dimaksud selalu mencari saya untuk berdiskusi atau sekadar tukar pikiran. Mengapa? karena saya setia mendengar ceritanya, menghargai persepsinya. Karena setiap dari Kita, butuh penghargaan. Seperti dalam lirik lagu Musikimia; tak ada satupun manusia di muka bumi yang tak ingin dihargai.

   Tunjukkanlah simpati Anda kepada persepsi orang lain. Jangan pernah berkata; Anda Salah! Mulailah dengan berkata; Mungkin saya tak sepenuhnya benar. Mari Kita teliti bersama. Correct my, if I wrong! Kalau keliru, akuilah dengan segara. Bersimpatilah dengan ide dan hasrat orang lain. Biarkan orang lain merasa bahwa itu adalah idenya. Terlebih lagi jika itu memang idenya. Katakanlah di depan orang tersebut dan di depan orang banyak; Menurut Anies, masalah ini…. Atau bisa juga; Saya sepakat dengan Anies…. dan contoh-contoh bahasa kesepakatan lainnya.

 Agar Kritik Tidak Menyakiti Perasaan yang Dikritik

Jika memang harus mengkriti;

1. Mulai dengan membicarakan kelebihan dan prestasi orang yang akan kita kritik. Agar ia merasa bahwa sepertinya ada penurunan pada dirinya, dan ia harus lebih giat untuk mendapat prestasi lagi dan kembali. Beri mereka reputasi yang baik untuk dipenuhi olehnya.

2. Sedapat mungkin, jangan menggunakan kata ” tetapi ” sebagai jembatan antara penghargaan dan kritik Anda. Sama saja Anda mengangkatnya terbang tinggi dan menghempasnya dengan sakit ke bumi.

3. Beritahukan kesalahan orang lain secara tidak langsung. Pakaian Anda sangat keren dipakai untuk acara pantai, mungkin lebih baik untuk memakai pakaian yang resmi. Bila kawan Anda agak urakan, misalnya.

4. Berbicarlah kesalahan Anda terlebih dahulu, sebelum mengkritik orang lain. Gunakan motivasi, untuk membuat kesalahan orang lain terlihat mudah diperbaiki.

5. Biarkan orang lain menyelamatkan muka. Jangan sekali-kali mengkritik orang lain di depan umum. Walau kritik Anda fakta dan benar adanya, ia juga manusia yang punya perasaan malu dan trauma. 

    Banyak manusia menjadi gila karena kurangnya penghargaan terhadap mereka. Pertandingan dibuat, kompetisi diadakan, pencapaian akademik dan karir dijalani agar yang menjalaninya merasa dirinya berharga dan penting. Buat orang lain merasa penting. Mulailah dengan cara yang ramah. Carilah kelebihan dari orang lain serta berilah penghargaan dengan jujur. Kapan terakhir Anda memuji? Kapan terakhir Anda dipuji? Mari kita mulai!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar