Senin, 31 Maret 2014

Shalat sebagai Terapi Psikologi

Untuk apa kita shalat? Apakah shalatnya kita hanyalah akumulasi-akumulasi kebiasan yang melahirkan rutinitas? Ataukah kita shalat karena takut siksa neraka? Ataukah pula kita shalat karena ingin kenikmatan surga? Dalam buku Shalat sebagai Terapi Psikologi karya Muhammad Bahnasi membahas tentang shalat yang tidak terfokus kepada gerakannya saja, melainkan makna shalat yang diaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari.

Selasa, 25 Maret 2014

101 Soal Perempuan

Quraish Shihab menjawab persoalan seputar perempuan dan dalam menangani berbagai masalah kehidupan seperti fiqih perempuan, pernikahan, hubungan suami istri bahkan pemeliharaan dan pendidikan anak hingga sampai pada gaya hidup perempuan. Akumulasi dari pertanyaan dan jawaban tersebut kemudian dirangkum dalam buku 101 soal perempuan. Beliau menjawab dengan berbagai pendapat Al-Qur’an, hadits, para ulama, serta berbagai pandangan mazhab. Berikut pilahan buku yang menurut subyektivitas penulis perlu Anda ketahui;

Minggu, 23 Maret 2014

Agar Siapa Saja Melakukan Apa Saja Untuk Anda

Hidup ini penuh persaingan. Syaratnya hanya satu, bersainglah secara sehat. Kita tidak sedang berbicara tentang strategi manipulative. Tapi bagaimana mendapatkan pengaruh melalui faktor-faktor psikologis. Soekarno pernah berkata; “Aku terlahir untuk menaklukkan, bukan untuk ditaklukkan“. Faktanya, 90 % dari keputusan yang  kita ambil didasarkan pada emosi atau perasaan. Kita lalu menggunakan logika untuk membenarkan tindakan-tindakan hasil dari keputusan berdasar emosi tersebut. Mempengaruhi seseorang bukanlah menentang konsep diri setiap orang. Melainkan menawarkan konsep diri yang lebih universal. Jika keliru, mari kita perbaiki atau tinggalkan. Tapi Jika benar, dengan besar hati kita mesti jalankan bersama.
 
Tenangkan Hati Anda

Pribadi yang percaya diri tidaklah perlu memamerkan kepada dunia betapa hebat dirinya, tetapi membiarkan dunia tahu dengan sendirinya. Jika kita tak mampu mengatur apa yang ada pada diri, maka kita akan diatur oleh apa yang ada di luar dari kita. Tenangkan hati Anda. Rileksasi dengan menarik nafas dalam-dalam, tahan dan hembuskan dengan tenang. Lakukan yoga untuk lebih tenang. Persis seperti yang dikatakan filsuf china, Lao Tse; “Wanita menaklukkan pria dengan ketenangan“. Tersenyumlah, karena senyum mengandung 4 hal penting. Kepercayaan diri, kebahagiaan, antusiasme dan penerimaan. Penelitian membukktikan bahwa tersenyum benar-benar bisa membuat kita tenang dan santai. Lalu gunakan bahasa positif dan sikap positif agar Anda terpersepsi positif. Setelah itu baru;

Jumat, 21 Maret 2014

Teologi dan Falsafah Hijab



Tulisan ini adalah resensi, komentar dan analisis buku Teologi dan falsafah Hijab karya Murtadha Muthahhari. Padanan kata hijab adalah penutup atau tirai. Pada zaman dahulu lebih lazim digunakan dengan kata satr dibandingkan hijab. Karena pada zaman dahulu makna hijab dengan perempuan diartikan perempuan di balik tirai atau menutup seluruh auratnya dengan tirai. Ini diartikan sebagai wanita hanya dirumah dan tidak boleh keluar dan melakukan kegiatan apapun. Hal ini sama seperti tradisi di India dan Iran kuno. Namun, dalam islam sesungguhnya tidak demikian. Wanita diperbolehkan keluar rumah asalkan menutup auratnya dengan hijab atau kerudung. 

Selasa, 11 Maret 2014

Working Smart


Sudah nonton Superman; Man of Steel? Sudah tahu juga kan, kalau Kal si superman itu bukan manusia planet bumi  seperti kita? Kecuali jika Anda merasa manusia super yang berasal dari planet lain, tak mengapa Anda mengerjakan segala hal seorang diri. Tapi kalau tidak dan pasti tidak, maka Anda harus dapat bekerja sama secara tim jika Anda ingin lekas berhasil dalam melakukan suatu hal. Lucu saja ketika Anda yang menjadi penyerang, bertahan, pelatih sekaligus kiper dalam sebuah tim sepakbola. Bahkan permainan atau olahraga seindividual golf, membutuhkan orang lain untuh meraih kesuksesan atasnya. Minimal pelatih. Kita adalah makhluk sosial. Dalam bidang apapun, baik itu mencari pasangan hidup atau dalam hal bisnis, kita membutuhkan mitra kerja yang Andal. Tapi sayangnya, tidak sedikit penipuan bisnis terjadi karena mitra yang diajak kerjasama ternyata tidak dapat diandalkan. Tidak semua orang dapat dijadikan mitra. Dan tidak semua mitra dapat diandalkan. Sederhananya, inilah langkah mencari mitra kerja yang andal;

1. Memiliki Tujuan yang Sama

Apa jadinya jika dua orang penumpang becak memiliki dua tujuan yang berbeda dalam satu becak? Tukang becak yang setengah mati. Jika Anda tidak ingin bisnis Anda setangah mati seperti tukang becak tadi, temukan mitra kerja yang satu tujuan dengan Anda. Dengan begini, sewaktu-waktu bila bisnis Anda agak menyimpang atau jalan di tempat, Anda dapat saling mengingatkan untuk kembali ke jalur dan melanjutkan perjalanan agar lekas sampai pada tujuan. Tetapkan tujuan dengan mantap dan tukang becakpun akan lebih semangat mengayuh becaknya.

Senin, 03 Maret 2014

Revolusi Harapan


 
   Ditengah-tengah kita ada hantu, ujar Erich Fromm, bukan hantu masa kuno seperti fasisme atau komunisme, tapi hantu yang memaksa kita untuk dimesinkan secara total dan menuntut kita untuk terus memproduksi dan harus mengkomsumsi. Mesin itu bernama komputer. Tujuannya akan berujung pada komputerisasi manusia. Manusia kehilangan hubungan dengan dirinya sendiri, apalagi dengan alam dan Tuhan. Mesin tersebut dibangun seolah perkasa, hingga mendikte kebebasan manusia. Mesin yang tumbuh bak kanker. Bukan tidak mungkin, ianya perlahan akan membunuh peradaban.

Problematika Manusia Mesin

         Problematika atau masalah, menurut Martin Heidegger adalah ketidak-sesuaian antara das sein (apa yang seharusnya) dan das sollen (apa yang ada). Kita sedang diseret dan dibentuk untuk menjadi konsep manusia baru. Manusia tanpa komputer adalah bukan manusia. Kita berhenti menjadi manusia. Sebagai gantinya, kita dipaksa menjadi mesin yang tidak berpikir, tidak berperasaan. Hingga terciptalah sebuah konsep mega mesin. Sebuah mesin raksasa, dimana manusia sebagai partikel-partikelnya. Pada akhirnya, jurang dehumanisasi semakin menganga lebar. Membuat manusia hilang sisi kemanusiaannya. Untuk menjadi manusia seperti ini, mereka hanya memerlukan dua hal; produksi dan komsumsi. Dengan slogan di dahi mereka : Lebih banyak adalah lebih baik.

Minggu, 02 Maret 2014

Terampil Mendengarkan

        Hasil penelitian menginformasikan bahwa manusia menggunakan waktunya 40 % untuk mendengar,  35 % untuk berbicara,  16 % untuk membaca dan 9 % untuk menulis. Hasil tersebut adalah indikator betapa pentingnya kemampuan mendengarkan. Hal ini juga berarti keterampilan mendengarkan menopang keterampilan-keterampilan lainnya. Ironisnya, kurikulum pendidikan kita masih abai terhadap keterampilan yang satu ini.  Mendengarkan bukan sekadar mendengar biasa. Mendengarkan adalah memperhatikan secara serius apa yang dikatakan lawan bicara, termasuk anggota tubuh dan jauh dari sikap kepura-puraan. Sedangkan mendengar adalah tertangkapnya sebuah pembicaraan oleh telinga baik disengaja maupun tidak. Biasanya, kita hanya mendengar, tapi tidak mendengarkan. Persis seperti Adagium inggris; You hear me but you don’t listen to me.

Sebagian besar orang tidak berniat serius mendengarkan. Sikap mendengarnya hanyalah reaksi logis dan konsekuensi dari percakapan saja. Akibatnya, yang timbul hanyalah bantahan dan perdebatan belaka. Kesalahan yang sering dilakukan para pendengar adalah buru-buru memvonis apa yang dikatakan oleh lawan bicara. Seperti menyanggah :  “aku tahu apa yang akan engkau katakan“ , atau biasa juga “Engkau akan mengatakan ini kan?!“. Hal ini menimbulkan kesan tidak baik. Satu-satunya cara memperoleh manfaat terbaik dari perdebatan adalah menghindarinya, kata Dale Carnegie.