Kesederhanaan
si kaya adalah pilihan bersikap. Jelas, bahwa sederhana adalah gaya hidup,
bukan jumlah uang. Kaya adalah banyak
kepemilikannya. Terlepas itu kaya materi, ilmu atau apa saja. Maka yang paling
kaya tentulah Tuhan. Mencari kekayaan bukan berarti tergila-gila akan kekayaan,
apalagi "menuhankan kekayaan". Kayalah sekaya-kayanya, asalkan kita
sanggup mempertanggungjawabkan darimana dan kita apakan kekayaan
tersebut. Banyak yang kaya tapi tidak jelas titik awal (darimana) dan titik
akhir (kemana) kekayaannya. Seperti Qarun dan hartanya. Belakangan disebut harta
karun. Sosok teladan orang kaya yang soleh dan sederhana adalah Nabi Muhammad
Saw. dan Nabi Sulaiman as. Tapi perjalanan untuk menjadi si kaya yang soleh dan
sederhana itu tak mudah. Hal pertama yang harus kita berantas hingga tuntas
adalah mental miskin yang ada pada masyarakat, terlebih pada diri kita sendiri.
Kamis, 20 Februari 2014
Selasa, 18 Februari 2014
Meraih Kebahagiaan
Apakah
kebahagiaan itu? Apakah kekayaan, kesuksesan, keindahan fisik berbanding lurus
dengan kebahagiaan? Mari kita elaborasi satu-persatu;
Apakah
Kekayaan Menjamin Kebahagiaan?
Penelitian
Ed Diener, Psikolog dari University of Illinois, menginformasikan kepada kita
bahwa dari 100 orang terkaya yang dicatat Forbes hanya sedikit yang mengatakan
bahwa mereka bahagia dari rata-rata orang pada umumnya. Sebagian besar
mengatakan uang telah membuatnya menderita. Tidak sedikit cerita tentang
seorang jutawan yang mewariskan hartanya justru pada orang yang tak dikenalnya.
Ini membuktikan bahwa kekayaan justru membuatnya hilang kepercayaan bahkan pada
orang-orang terdekatnya. Semua orang dilihatnya hanya ingin berteman karena
harta yang ia miliki. Tidak ada ketulusan.
Senin, 17 Februari 2014
Zona Bebas Gosip
Apakah
kita bisa hidup tanpa gosip? Sebelum menjawabnya, mari kita simak survei yang
dilakukan Equisys pada Juli 2002. Mereka menemukan bahwa gosip kantor membuang
65 jam produktif karyawan dalam setahun. Itu baru gosip kantor. Belum lagi
gosip rumah, warkop hingga gosip jalanan. Manusia memang membutuhkan
komunikasi. Sayangnya, komunikasi yang kita bangun seringkali membicarakan sisi
negatif seseorang. Baik sisi negatif seseorang tersebut benar adanya atau hanya
persangkaan kita belaka. Maka jangan heran, jika gosip, fitnah, hasud serta
dusta akan selalu mengerogoti kehidupan komunikasi kita. Kita jadi
"kegatalan" dengan setiap komunikasi yang ada. Seperti bunyi
peribahasa China ;" Apa yang dibisikkan di telinga seseorang, sering
kali terdengar hingga ratusan mil. "
Dari
China, bergeser sedikit ke Korea Selatan. Sudah pernah nonton film Old Boy?
Film korea yang satu ini berbeda dengan film korea pada umumnya yang cengeng
dan mendayu-dayu. Film tersebut berhasil masuk dalam 250 Top IMDB. Pesan film
tersebut adalah betapa gosip dapat merusak bahkan membunuh kemanusiaan. Jika gosip
sudah beredar, sulit untuk menariknya kembali.
Jumat, 14 Februari 2014
The Magic of Love
Simposium
Plato mengisahkan bahwa dahulu kala manusia merupakan makhluk kombinasi antara
pria dan wanita yang bernama manusia Androgini. Saking utuh dan kuatnya, nenek
moyang Kita tersebut berani melawan para dewa. Keangkuhan manusia membuat para
dewa geram dan berniat memusnahkannya. Pertanyaannya kemudian, jika dewa
membunuh manusia, siapa lagi yang akan memuja dan mempersembahkan baginya
korban? Ganti rencana, Zeus hendak membelah dua manusia dengan meminta bantuan
kepada Apollo untuk membuat lukanya tak terlihat. Manusia Androgini yang telah
terbelah, dipisahkan dalam dua arah yang berbeda. Hingga, manusia sibuk untuk
mencari belahan jiwanya yang lain. Jika telah menyatu dengan belahan jiwanya
tersebut, mereka akan utuh kembali
Sama
seperti kisah Plato diatas, Kita adalah pribadi yang terbelah dan sedang usaha
untuk menemukan kembali dan terhubung dengan belahan jiwa yang lain. Sebuah
pertanyaan dari Sigmun Freud berbunyi; Apa yang diinginkan pria pada wanita?
Dan sebaliknya, apa yang diinginkan wanita pada pria? Jawabannya sama dan satu,
“ hubungan yang harmonis “. Antara manusia yang satu dengan manusia yang
lainnya membutuhkan keterhubungan. Kita terlahir dari Hubungan, terluka oleh Hubungan
dan dapat disembuhkan oleh Hubungan. Yang membuat hubungan renggang dan enggan
adalah Kita jua. Hubungan jadi tidak seimbang ketika salah satu dari pasangan
memaksakan kehendaknya. Pasangan Anda adalah manusia yang berdiri bebas, bukan
perpanjangan diri Anda, fotocopy atau bayangan Anda. Kita harus saling memahami
dan saling berempati.
Kamis, 13 Februari 2014
21 Hukum Kepempinanan Sejati
Apa
perbedaan pemimpin dengan ketua, penguasa, bos dan sebagainya? Mengapa
belakangan ini banyak diselenggarakan latihan kepemimpinan? Apakah bangsa kita
krisis kepemimpinan? Atau malah kebanyakan pemimpin? Berikut ini adalah
pelajaran yang saya pilah dan pilih dari buku 21 Hukum Kepempinanan Sejati
karya John Maxwell.
Pada Mulanya; Pemikiran
Pemimpin
Tidak
ada yang namanya terlahir secara alami sebagai pemimpin. Itu karena dia lahir
dari orangtua yang mempunyai jiwa kepemimpinan yang besar. Entah itu diwariskan
melalui gen atau kebiasaan-kebiasaan yang dicontohi sang anak dari orangtuanya.
Entah itu orangtua kandung atau orangtua angkat/pengasuh. Satu-satunya pola
berpikir benar untuk menjadi pemimpin adalah melatihnya dengan belajar mengenai
kepemimpinan. Lakukanlah sesuatu berdasarkan skala prioritas. Karena tidak
semua kegiatan termasuk prestasi. Kita
harus rela berkorban demi peningkatan. Benar kata Gerald Brooks; “ Jika Anda menjadi pemimpin, Anda kehilangan hak untuk memikirkan diri
sendiri. “ Tanggung jawab kita bertambah, sementara hak kita berkurang. Pilih
skala prioritas tersebut menggunakan pemikiran, bukan berdasar perasaan.
Selasa, 11 Februari 2014
Rich Dad Poor Dad
Bakat
humor kita mencuat lagi ketika kita tidak mengubah cara kita menghadapi
zaman sementara zaman tersebut terus
berubah. Kita benar-benar lucu! Zaman berubah, ide dan cara kita menghadapi
zaman juga harus berubah. Nasihat orangtua kita itu baik. Tapi kalau kita terus
memakai cara lama (nasihat lama) maka pencapaian kita kurang lebih seperti apa
yang orang tua kita capai. Padahal, mimpi setiap orangtua adalah bagaimana
anaknya melebihi pencapaian mereka. Inilah sekelumit dialog yang terdapat dalam
buku Mega Best Seller karya Robert Kiyosaki yang berjudul Rich Dad Poor Dad.
Mari kita lanjutkan!
Pergilah
sekolah agar Anda dapat belajar dengan baik. Belajar yang baik agar Anda
mendapatkan universitas yang baik. Kuliah yang baik agar Anda mendapatkan
pekerja yang baik dengan gaji yang tinggi. Jadi, tujuan kita bersekolah dengan
tinggi itu adalah untuk menjadi pekerja. Bekerja untuk uang. Kiyosaki tidak
sedang melarang Anda untuk mengikuti nasihat orangtua Anda. Ia hanya mengajak Anda untuk melebihi
pencapaian orangtua Anda. Kembangkan nasihat atau pengetahuan orangtua Anda
itu. Dari pengetahuan yang positif kita dapat bertindak positif dan tentu
menuai hasil positif.
Minggu, 09 Februari 2014
How to Win Friends & Influence People
Abraham Maslow benar, saat berkata ”
penghargaan adalah kebutuhan “. Kebutuhan manusia untuk dihargai. Kita
hanya perlu sedikit belajar untuk memberi penghargaan dengan jujur dan
tulus. Sampai kapan Kita harus mengeluh dan menyalahkan orang lain.
Karena penjahat tersangar sekalipun (Public Enemy No. 1) tidak ingin
dipersalahkan dan selalu membela diri (defensif). Berilah penghargaan/apresiasi
kepada mereka yang memang pantas diapresiasi. Namun, jangan pernah
coba-coba memberi sanjungan belaka. Penghargaan dan sanjungan sangatlah
berbeda. Penghargaan berasal dari hati, sedangkan sanjungan di bibir
saja. Orang cerdas tidak butuh sanjungan Anda. Mereka peka terhadapnya.
Sekitar 2 tahun lalu, seorang kawan
sangat membenci saya. Apa yang salah dengan dia? Ternyata, kesalahan
sepenuhnya berasal dari saya. Kawan saya tersebut berapi-api. Mungkin
karena saya menyiraminya dengan bensin? Ya, saya telah menyiraminya
dengan kritik pedas, celaan dan perilaku disapresiatif. Walhasil, dia
sangat geram. Saya mencoba memadamkan api kebenciannya dengan apresiasi
dan penghargaan pada setiap pencapaiannya. Dan saya melakukan itu dengan
tulus dan jujur. Kini, sang kawan yang dimaksud selalu mencari saya
untuk berdiskusi atau sekadar tukar pikiran. Mengapa? karena saya setia
mendengar ceritanya, menghargai persepsinya. Karena setiap dari Kita,
butuh penghargaan. Seperti dalam lirik lagu Musikimia; tak ada satupun manusia di muka bumi yang tak ingin dihargai.
Sabtu, 08 Februari 2014
Personal Power
Kita Itu Hebat. Tinggallah bagaimana kita mengeksplorasi
semua potensi yang ada pada diri. Kita analogi patung Buddha emas yang dilumuri
tanah liat. Jika kita mau, tanah liat itu akan mengering dan mengelupas hingga
sisi “ emas “ kita mulai menyilaukan kehebatannya. Mata kita dapat membedakan
20 juta warna dalam sekejap, jauh lebih canggih ketimbang kamera Polaroid edisi
terbaru yang butuh waktu sejam. Jika otot kita digabung dan ditarik kesatu
arah, dapat menarik beban lebih dari 25 ton.
Belum lagi energi kita, bila
energi kita disambung disuatu Negara, energi tersebut mampu membangkitkan listrik
dalam satu minggu. Dan otak kita, memiliki lebih dari 100 sel millyar saraf,
yang jika digabungkan dan direntangkan dalam satu garis, panjangnya akan
mencapai 1000 km. Otak mempunyai kapasitas untuk menerima 2 millyar bit
informasi per detik dan lebih dari 60.000 pikiran setiap hari. Setiap pemikiran
kita lebih cepat dari kecepatan cahaya, yaitu 180.000 mil per detik. Kita
memang hebat, tapi data dan fakta tersebut tak berarti apa-apa jika tidak
dioptimalkan. Dalam buku Personal Power karya Dr. Ibrahim Elfiky, dibahas
mengenai cara mengoptimalkan potensi kita.
Langganan:
Postingan (Atom)