Selasa, 11 Februari 2014

Rich Dad Poor Dad



Bakat humor kita mencuat lagi ketika kita tidak mengubah cara kita menghadapi zaman  sementara zaman tersebut terus berubah. Kita benar-benar lucu! Zaman berubah, ide dan cara kita menghadapi zaman juga harus berubah. Nasihat orangtua kita itu baik. Tapi kalau kita terus memakai cara lama (nasihat lama) maka pencapaian kita kurang lebih seperti apa yang orang tua kita capai. Padahal, mimpi setiap orangtua adalah bagaimana anaknya melebihi pencapaian mereka. Inilah sekelumit dialog yang terdapat dalam buku Mega Best Seller karya Robert Kiyosaki yang berjudul Rich Dad Poor Dad. Mari kita lanjutkan!

Pergilah sekolah agar Anda dapat belajar dengan baik. Belajar yang baik agar Anda mendapatkan universitas yang baik. Kuliah yang baik agar Anda mendapatkan pekerja yang baik dengan gaji yang tinggi. Jadi, tujuan kita bersekolah dengan tinggi itu adalah untuk menjadi pekerja. Bekerja untuk uang. Kiyosaki tidak sedang melarang Anda untuk mengikuti nasihat orangtua  Anda. Ia hanya mengajak Anda untuk melebihi pencapaian orangtua Anda. Kembangkan nasihat atau pengetahuan orangtua Anda itu. Dari pengetahuan yang positif kita dapat bertindak positif dan tentu menuai hasil positif.

        Ingat dengan Kisah Robin Hood yang mencuri harta orang kaya untuk dibagikan kepada orang miskin? Jangan mengira pajak adalah Robin Hood versi baru yang bertugas untuk memotong harta orang kaya untuk membagikannya pada orang miskin. Pemerintah membutuhkan banyak pengusaha untuk menyediakan banyak lapangan pekerja yang membantu kesejahteraan bangsa. Maka, pemerintah menyediakan segala fasilitas yang memanjakan pengusaha termasuk kemudahan dalam perpajakan bagi pengusaha. Dan kalau pemerintah sudah mengatur, itu berarti legal. Maka pajak yang Anda kira diperuntukkan untuk kalangan menengah ke bawah justru diperoleh dari kalangan menengah ke bawah.


Mengapa Harus Belajar Kecerdasan Finansial?

Jangan kira juga dengan mengambil jurusan ekonomi atau finansial Anda tetiba bebas dengan masalah ekonomi dan finansial. Sesuatu yang didapatkan dengan instan perginya instan juga. Si miskin yang mendapat hadiah undian dan tidak tahu cara mengelola uang akan kembali miskin. Jika Anda mendapati  diri Anda dalam suatu lubang, berhentilah menggali. Apa yang mendasari kita melakukan sesuatu? Apakah karena banyak orang yang melakukannya? Kita menjadi karyawan karena kebanyakan orang menjadi karyawan. Ya, karena kebanyakan orang itu takut. Kalau Anda masih melakukan apa yang  banyak orang lakukan, maka Anda akan mendapatkan apa yang banyak orang dapatkan; kesulitan finasial. Tapi kalau kita tidak bersekolah itu sama saja menghambat kecerdasan kita? Sayangnya, sekolah konvensional masih memakai cara yang lama. Dan Sekolah bukan satu-satunnya tempat mendapatkan pengetahuan. Orang yang cerdas memekerjakan orang yang lebih cerdas dari mereka. Sekarang, siapa yang lebih cerdas?

Untuk siapa sebenarnya Anda berlelah-lelah menjadi karyawan? Pemerintah, atasan Anda atau untuk kebahagiaan Anda dan keluarga Anda? Uruslah bisnis Anda sendiri. Itu akan membuat Anda dan keluarga Anda kaya. Bukan mengayakan pemerintah yang korup itu, apalagi atasan Anda yang mau kaya sendiri. Bisnis Anda adalah investasi Anda. Belajarlah tentang investasi yang dapat menyegerakan pengayaaan, tanpa terlalu banyak bekerja di dalamnya. Waktu luang Anda dapat Anda gunakan untuk menjadi spesialis atau ahli dalam bidang yang Anda minati.  Misalnya minat Anda tentang hukum. Maka jadilah pengacara yang ahli dan tetaplah menjadi investor. Jadi hal yang kita lakukan terbagi menjadi dua; yang harus kita lakukan (investor) dan yang ingin kita lakukan (pengacara).

Kecerdasan Finansial;  Menciptakan Uang, Bukan Bekerja untuk Uang

Ketakutan telah menjebak kita. Membuat kita buru-buru bertindak, tanpa memikirkannya terlebih dahulu. Bertindak atau dalam hal ini bekerja seperti karyawan pada umumnya hanyalah solusi jangka pendek untuk masalah finansial yang jangka panjang itu. Kita menjadi karyawan karena takut tidak dapat membayar kredit, air, listrik, internet atau kebutuhan hidup kita pada  akhir bulan nanti. Dengan gaji kita merasa ketakutan itu pergi. Ternyata, saat kita bangun pagi, ketakutan itu bangun pula bersama kita. Dengan membiarkannya, kita justru membangun jiwa ketakutan kita itu hingga membuat kita begitu mudah untuk dibeli. Orang kaya yang benar-benar kaya tidak bekerja untuk uang.

Sama seperti kecerdasan lainnya, kecerdasan finansial juga membutuhkan pembelajaran atasnya. Kita semua menjadi pahlawan (cerdas) pada suatu bidang dan menjadi pengecut (bodoh) pada bidang yang lain. Cerdaslah pada bidang yang penting. Karena kita adalah apa yang kita pentingkan. Kabar baiknya adalah kecerdasan finansial dapat menjadi alat bantu untuk tercapainya kecerdasan-kecerdasan lainnya. Miris tentunya saat seseorang yang sangat ahli dalam suatu bidang tapi dihargai sangat murah hanya karena tidak cerdas dalam hal finansial khususnya pemasaran. Ia mempunyai nilai jual yang tinggi, tapi tidak cakap dalam memasarkan nilai tingginya tersebut. Sekarang, tentukan tujuan Anda!  Mengapa Anda harus kaya? Motivasi besar apa yang mendorong Anda untuk menjadi kaya? Selamat mengembangkan kecerdasan finansial!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar