Soekarno adalah salah satu, jika bukan
satu-satunya orang indonesia yang paling berpengaruh di dunia. Ia dituduh
komunis oleh para imperialis barat. Tapi benarkah dia adalah seorang komunis ?
Ia juga difitnah sebagai kolaborator jepang. Mari kita simak biografi singkat
Soekarno berikut yang merupakan ulasan buku Biografi Soekarno; Penyambung Lidah
Rakyat Indonesia karta Cindy Adams, wartawati asal Amerika.
Soekarno lahir saat fajar baru
menyinsing, pada sebuah awal abad baru, abad yang penuh harapan setelah melalui
abad-abad kelam, 1901-06-06 tepatnya. Ibunya adalah keturunan hindu budha asal
bali. Sedang ayahnya berasal dari jawa dan penganut teosofie islam.
Soekarno menghabiskan
masa SMA-nya di Surabaya dan tinggal di rumah teman akrab ayahnya, H.O.S
Tjokroaminoto. Kehidupan mudanya banyak terhabiskan di kamar kecil
nan gelap hanya untuk membaca. Karena ia tahu pasti, ia tidak punya uang untuk
main dan jajan seperti kebanyakan anak muda lainnya. Sebagai gantinya, Soekarno
berdiri di atas meja kamar dan berpidato mengikuti cara Tjokroaminoto berpidato
yang memang adalah seorang pemimpin politik. Tidak hanya meminjam gaya pidato
Tjokroaminoto, Soekarno juga meminjam buku-bukunya, rumahnya dan pemikiran
politiknya. Meskipun masih sangat muda, Soekarno sudah menjadi petinggi di
organisasi-organisasi kepemudaan, Jong Java salah satunya. Di kamar yang sempit,
pemikirannya menjadi sangat luas karena buku-buku yang ia baca. Soekarno
menyelami buah pemikiran Karl Marx, Engels hingga Lenin dari rusia.
Sampai-sampai Soekarno menguasai tujuh bahasa asing.
Setelah lulus SMA, cita-cita ayahnya
untuk menyekolahkannya ke Belanda dapat saja terkabul jika ibunya tidak
melarang. Soekarno juga termasuk seorang
penulis yang andal. Ia bahkan menulis ratusan karangan saat masih muda. Ia juga
adalah penikmat film barat. Untuk meraih cita-cita insinyurnya, Soekarno lanjut
sekolah tinggi teknik di Bandung. Setelah lulus kuliah, pesan terakhir Rektor
kepadanya adalah : “ ijazah ini dapat hancur dan robek disuatu saat. Ia tidak
kekal. Ingatlah, bahwa satu-satunya kekuatan yang dapat hidup terus dan kekal
adalah karakter dari seseorang. Ia akan tetap hidup dalam hati rakyat.
Sekalipun orangnya sudah mati “. Aku takkan lupa pesan itu, kata Soekarno.
Setelah
Lulus Kuliah
Soekarno banyak menolak tawaran
pemerintah (Belanda) sembari berkata; “Tujuan saya bukan untuk membangun rumah,
tapi untuk membangun bangsa.” Akhirnya, ia menjadi guru walaupun tidak lama kemudian
ia dipecat secara halus oleh pemilik sekolah yang bukan kebetulan adalah orang
belanda. Lalu ia fokus dengan konstelasi politik. Soekarno ingin mengubah
kultur feodalisme yang mendarah daging. Walaupun keturunan bangsawan, ia
tak ingin dipanggil raden. Walaupun jawanya kental, ia ingin agar masyarakat
berbahasa satu, bahasa indonesia. Walaupun beragama islam, ia toleran kepada
kristen,budha, hindu dan keyakinan lainnya. Sewindu sama dengan delapan tahun,
tahun 1901-1909 adalah windu dengan pemikiran kanak-kanak. 1910-1918 adalah
windu pengembangan. 1919-1927 windu untuk mematangkan diri.
Masa-masa
di Penjara
Soekarno berteman dengan siapa saja,
termasuk pelacur. Baginya, pelacur adalah mata-mata yang paling baik di
dunia. Kendati Belanda terus berusaha memecah‐belah kita menjadi kelompok
yang terpisah‐pisah yang masing‐masing membenci satu sama lain. Sebagai
gantinya, Soekarno menyusupkan pelacur kepada mereka yang saban malam mereka
kunjungi. Apakah Bung Karno tidak takut dipenjara karena terus mempengaruhi
rakyat lewat pidato? “Bung, setiap agitator dalam setiap revolusi tentu
mengalami nasib masuk penjara. Akupun tahu, bahwa pada satu saat aku akan
ditangkap. Hanya soal waktu saja. Aku yakin, bahwa perbuatan‐perbuatanku akan
dilukis dalam sejarah dan tantangan terhadapku pun merupakan saat yang
bersejarah” jawab Soekarno.
Seorang pahlawan yang hanya mau
mengerjakan yang baik tidak pernah kalah untuk selama‐lamanya. Di penjara, Soekarno
belajar mandi cepat, makan cepat, membaca cepat dan menulis pun harus cepat. Di
Penjara pula, Soekarno menulis tesis tentang kolonialisme yang berjudul
Indonesia Menggugat dan kemudian diterbitkan dalam selusin bahasa di beberapa
negara dan diguratkan dengan kata yang menyala‐nyala.
Perhatikan kutipan kata-kata Soekarno
berikut; “Tuhan berada dimana‐mana, di hadapanku, di belakangku, memimpinku,
menjagaku. Ketika kenyataan ini hinggap dalam diriku, aku insyaf bahwa aku
tidak perlu takut‐takut lagi, karena Tuhan tidak lebih jauh daripada
kesadaranku. Aku hanya perlu memanjat ke dalam hatiku untuk menemui‐Nya. Aku
menyadari bahwa aku senantiasa dilindung‐Nya untuk mengerjakan sesuatu yang
baik. Dan bahwa Ia memimpin setiap langkahku menuju kemerdekaan. Kemudian
aku membaca Al Quran. Dan hanya setelah meneguk pikiran‐pikiran Nabi Muhammad
saw. aku tidak lagi mencari‐cari buku sosiologi untuk memperoleh jawaban atas
bagaimana dan mengapa segala‐galanya ini terjadi. Aku memperoleh seluruh jawabannya
dalam ucapan‐ucapan Nabi Saw.” Mungkinkah orang seperti itu menjadi bagian dari
Komunis?
Pertemuan
dengan Bung Hatta
Tidak lama setelah bebas dari penjara, Soekarno
bertemu dengan Hatta dan Syahrir yang juga telah bebas. Soekarno bebas dari
penjara, sedang mereka bebas dari tuntutan akademis kuliahnya di Belanda. Rapat
dan perdebatan pun dimulai. Soekarno bertanya; "Siapakah yang akan jadi
pimpinan Bung? Bukukah? Kepada siapakah jutaan rakyat akan berpegang? Kepada
kata‐katakah? Tidak seorangpun dapat digerakkan oleh kata‐kata. Kita tidak mungkin
memperoleh kekuatan dengan kata‐kata dalam buku pelajaran. "Mendidik
rakyat supaya cerdas akan memerlukan waktu bertahun‐tahun, Bung Hatta. Jalan
yang Bung tempuh baru akan tercapai kalau hari sudah kiamat," kata
Soekarno
"Rakyat akan mentertawakan Bung
Karno kalau masuk penjara sekali lagi," jawab Hatta. "Rakyat akan
mengatakan: Itu salahnya sendiri, Kenapa Soekarno selalu mempropagandakan
Indonesia Merdeka, sedang dia tahu bahwa Belanda akan menyetopnya. Dia itu
gila. Jadi perjuangan untuk kemerdekaan masih akan memakan waktu bertahun‐tahun
lagi. Rakyat harus dididik dulu kearah itu." Intinya, Soekarno mau
revolusi, bung Hatta mau reformasi. Seperti dugaan Hatta, Soekarnoo ditahan
lagi, bahkan diasingkan. Diasingkan di flores, kreativitasnya tidak mati.
Dengan tetap tinggal disini, rakyat Marhaen melihat, bagaimana pemimpinnya
(Soekarno) juga menderita untuk cita‐cita. Hampir lima tahun di pulau bunga,
flores, Soekarno lalu dipindahkan ke Bengkulu karena sering sakit-sakitan.
Disanalah, ia mengenal Fatmawati. Tapi karena kecemburuan Inggit, istrinya, Soekarno
urung memadunya. Hingga tiba saatnya Jepang menyerang sumatera.
Jepang
Menyerang
Persoalan Negeri Belanda sekarang bukan
bagaimana membungkam Soekarno. Persoalan Negeri Belanda sekarang adalah
bagaimana menyelamatkan dirinya sendiri dari serangan Jepang. Tinggallah Soekarno
yang meyakinkan rakyat. Merekapun mengungsi ke Padang. Di Padang, Soekarno
berdialog bahasa Prancis dengan kapten Sakaguchi beserta petinggi-petinggi
Jepang lainnya. Disanalah Soekarno mengadakan pertemuan yang sampai sekarang
tidak banyak orang mengetahuinya. Pertemuan yang sangat besar artinya.
Pertemuan yang menentukan strategi Soekarno selanjutnya selama peperangan.
Pertemuan yang sampai sekarang memberikan cap kepada Soekarno sebagai
"Kolaborator Jepang". Jepang sepakat, bahwa cara yang paling mudah
untuk mendekati rakyat adalah mendekati Soekarno. Jepang memerlukan Soekarno. Dan Sebaliknya, Soekarno juga memerlukan Jepang
guna mempersiapkan negeri Indonesia untuk suatu revolusi.
Kembali
ke Pulau Jawa
Perbedaan dalam hal partai atau
strategi tidak ada lagi. Pada waktu sekarang mereka satu. Pada tahun-tahun itu
pula Soekarno membatin, Apakah tidak ada penerus Soekarno? Karena sampai umurnya
yang sudah kepala empat, ia belum juga dikaruniai seorang anak. Setelah
bercerai dengan inggit, Bulan Juni 1943, Soekarno menikahi Fatmawati. Di
tahun berikutnya Fatmawati melahirkan seorang putera. Umurnya sudah 43 tahun
dan akhirnya Tuhan Yang Maha Pengasih mengaruniai Soekarno seorang anak yang pertama,
Guntur Sukarnoputra.
Setelah
Kemerdekaan
Pada tahun 1945 Kerajaan Dai Nippon
bermurah hati menyerahkan kemerdekaan pada Indonesia. Cita-cita Soekarno
tentang revolusi belum juga padam. Kita merdeka bukan untuk sewindu saja, kita
merdeka untuk berwindu-windu lamanya. Merdeka untuk selama-lamanya. Sekali
merdeka, tetap merdeka, kata Soekarno.
Singa podium julukan
soekarno, atau penyambung lidah rakyat sebagaimana yang beliau katakan pada
ribuan masyarakat di Gelora Bung Karno dalam rangka peringatan hut RI tanggal
17 agustus 1963 memang telah tiada. Tapi semangatnya masih ada, masih terasa.
Andakah penyambung selanjutnya?
Semoga!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar