Selasa, 29 April 2014

Al-Quran 100% Asli; Sunni-Syi'ah Satu Kitab Suci


Apakah kitab suci benar-benar suci? Sucikah ia dari distori dan intervensi manusia di dalamnya? Apakah yang Maha Suci benar-benar menjaga kesucian kitab suci tersebut? Pemeluk agama apapun, meyakini kesucian kitab suci adalah salah satu kewajiban. Begitupun dengan agama yang penulis yakini, Islam.  Bahkan dalam rukun iman yang terdapat dalam agama Islam mewajibkan seorang muslim bukan hanya meyakini kitab suci agama Islam yaitu Al-Qur’an, tapi juga kitab suci yang pernah diturunkan Tuhan kepada Musa, Daud dan Isa. Berikut ini merupakan ulasan mengenai buku Al-Qur’an 100% Asli; Sunni-Syi’ah Satu Kitab Suci oleh H. A. Muhaimin Zen mengungkapkan mengenai keaslian Al-Qur’an serta pandangan kedua mazhab.


Perspektif Barat tentang Al-Qur’an

Tujuan penyebaran isu yang pernah kita dengar bahwa Al-Qur’an diragukan keasliannya adalah propaganda dari kaum barat yang ingin menjatuhkan Islam. Padahal dalam Al-Qur;an, Allah Swt. menjamin keaslian Al-Qur’an tanpa ada yang bisa menambah dan menguranginya. Dalam Al-Qur’anpun dijelaskan bahwa siapapun yang meragukan keaslian Al-Qur’an, diragukan pula keimanan seseorang tersebut. 

Eksistensi Al-Qur’an

Seperti yang dikatakan sebelumnya bahwa Al-Qur’an dijamin keasliannya oleh Allah Swt. tanpa ditambah maupun dikurangi. Beberapa pandangan Barat yang mengatakan bahwa kitab suci ini telah diubah memiliki alasan yang sangat lemah. Dalam tekstual mereka tidak memahami betul bahwa antara ayat satu dengan lainnya saling berhubungan bila dicermati. Al-Qur’an bukan sekedar mengenai hapalan dan tekstual saja, melainkan bacaan. Sejarah turunnya Al-Qur’an seperti yang kita ketahui adalah diturunkan oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad Saw. di Gua Hira tepat pada 17 Ramadhan atau yang kita sebut sebagai Lailatul Qadar (malam turunya Al-Quran). Padahal saat itu Muhammad Saw. tidak dapat membaca, namun Malaikat Jibril mengatakan “bacalah”.

Pada awalnya Al-Qur’an, tidak langsung dalam bentuk tekstual dan secara berstruktur. Namun hanya melalui kumpulan dakwah Nabi Muhammad Saw. Secara berangsur-angsur, semua dakwah Nabi Saw. disusun dalam bentuk tekstual dan dibantu oleh para sahabat. Sepeninggal Nabi Muhammad Saw., para sahabatnya menyimpannya dari generasi ke generasi dan sampailah Al-Qur’an pada kita saat ini.

Sunni dan Syi’ah Satu Al-Quran

Beberapa riwayat dan beberapa orang mengatakan bahwa Al-Qur’an telah diubah. Padahal hal ini tidak demikian. Apalagi mengenai pendapat bahwa Syi’ah memiliki Al-Qur’an sendiri. Hal ini dibantah oleh Mazhab Sunni bila Syi’ah memiliki Al-Qur’an tersendiri. Dengan demikian bahwa baik ulama Sunni dan Syi’ah sepakat membantah bahwa Al-Qur’an telah diubah. Riwayat mengenai tahrif Al-Qur’an tidak dapat dibuktikan dengan data dan fakta yang konkret. Riwayat itupun lemah dan palsu. Al-Qur’an yang benar pada kaum musilim hanya satu baik itu Sunni, maupun Syi’ah. Al-Qur’an yang sudah dimodifikasi hanya pada zaman Rasulullah Saw., lalu pada zaman Abu Bakar, dan disatukan pada masa Usman bin Affan, yang akhirnya dikenal dengan Mushaf Usmani. Bila ada mushaf lainnya bukan berarti Al-Quran ada dua, tiga, atau lebih melainkan mushaf lainnya bukan murni memuat ayat Al-Quran tetapi mengandung penafsiran, doa, hadis nabawi, dan hadis qudsi.

Semoga umat Islam bersatu pada kitab suci yang satu!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar