Apakah kitab suci benar-benar suci? Sucikah
ia dari distori dan intervensi manusia di dalamnya? Apakah yang Maha
Suci benar-benar menjaga kesucian kitab suci tersebut? Pemeluk agama
apapun, meyakini kesucian kitab suci adalah salah satu kewajiban.
Begitupun dengan agama yang penulis yakini, Islam. Bahkan dalam rukun
iman yang terdapat dalam agama Islam mewajibkan seorang muslim bukan
hanya meyakini kitab suci agama Islam yaitu Al-Qur’an, tapi juga kitab
suci yang pernah diturunkan Tuhan kepada Musa, Daud dan Isa. Berikut ini
merupakan ulasan mengenai buku Al-Qur’an 100% Asli; Sunni-Syi’ah Satu
Kitab Suci oleh H. A. Muhaimin Zen mengungkapkan mengenai keaslian
Al-Qur’an serta pandangan kedua mazhab.
Perspektif Barat tentang Al-Qur’an
Tujuan penyebaran isu yang pernah kita
dengar bahwa Al-Qur’an diragukan keasliannya adalah propaganda dari kaum
barat yang ingin menjatuhkan Islam. Padahal dalam Al-Qur;an, Allah Swt.
menjamin keaslian Al-Qur’an tanpa ada yang bisa menambah dan
menguranginya. Dalam Al-Qur’anpun dijelaskan bahwa siapapun yang
meragukan keaslian Al-Qur’an, diragukan pula keimanan seseorang
tersebut.
Eksistensi Al-Qur’an
Seperti yang dikatakan sebelumnya bahwa
Al-Qur’an dijamin keasliannya oleh Allah Swt. tanpa ditambah maupun
dikurangi. Beberapa pandangan Barat yang mengatakan bahwa kitab suci ini
telah diubah memiliki alasan yang sangat lemah. Dalam tekstual mereka
tidak memahami betul bahwa antara ayat satu dengan lainnya saling
berhubungan bila dicermati. Al-Qur’an bukan sekedar mengenai hapalan dan
tekstual saja, melainkan bacaan. Sejarah turunnya Al-Qur’an seperti
yang kita ketahui adalah diturunkan oleh Malaikat Jibril kepada Nabi
Muhammad Saw. di Gua Hira tepat pada 17 Ramadhan atau yang kita sebut
sebagai Lailatul Qadar (malam turunya Al-Quran). Padahal saat itu
Muhammad Saw. tidak dapat membaca, namun Malaikat Jibril mengatakan
“bacalah”.
Pada awalnya Al-Qur’an, tidak langsung dalam
bentuk tekstual dan secara berstruktur. Namun hanya melalui kumpulan
dakwah Nabi Muhammad Saw. Secara berangsur-angsur, semua dakwah Nabi
Saw. disusun dalam bentuk tekstual dan dibantu oleh para sahabat.
Sepeninggal Nabi Muhammad Saw., para sahabatnya menyimpannya dari
generasi ke generasi dan sampailah Al-Qur’an pada kita saat ini.
Sunni dan Syi’ah Satu Al-Quran
Beberapa riwayat dan beberapa orang
mengatakan bahwa Al-Qur’an telah diubah. Padahal hal ini tidak demikian.
Apalagi mengenai pendapat bahwa Syi’ah memiliki Al-Qur’an sendiri. Hal
ini dibantah oleh Mazhab Sunni bila Syi’ah memiliki Al-Qur’an
tersendiri. Dengan demikian bahwa baik ulama Sunni dan Syi’ah sepakat
membantah bahwa Al-Qur’an telah diubah. Riwayat mengenai tahrif
Al-Qur’an tidak dapat dibuktikan dengan data dan fakta yang konkret.
Riwayat itupun lemah dan palsu. Al-Qur’an yang benar pada kaum musilim
hanya satu baik itu Sunni, maupun Syi’ah. Al-Qur’an yang sudah
dimodifikasi hanya pada zaman Rasulullah Saw., lalu pada zaman Abu
Bakar, dan disatukan pada masa Usman bin Affan, yang akhirnya dikenal
dengan Mushaf Usmani. Bila ada mushaf lainnya bukan berarti Al-Quran ada
dua, tiga, atau lebih melainkan mushaf lainnya bukan murni memuat ayat
Al-Quran tetapi mengandung penafsiran, doa, hadis nabawi, dan hadis
qudsi.
Semoga umat Islam bersatu pada kitab suci yang satu!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar