Selasa, 11 Maret 2014

Working Smart


Sudah nonton Superman; Man of Steel? Sudah tahu juga kan, kalau Kal si superman itu bukan manusia planet bumi  seperti kita? Kecuali jika Anda merasa manusia super yang berasal dari planet lain, tak mengapa Anda mengerjakan segala hal seorang diri. Tapi kalau tidak dan pasti tidak, maka Anda harus dapat bekerja sama secara tim jika Anda ingin lekas berhasil dalam melakukan suatu hal. Lucu saja ketika Anda yang menjadi penyerang, bertahan, pelatih sekaligus kiper dalam sebuah tim sepakbola. Bahkan permainan atau olahraga seindividual golf, membutuhkan orang lain untuh meraih kesuksesan atasnya. Minimal pelatih. Kita adalah makhluk sosial. Dalam bidang apapun, baik itu mencari pasangan hidup atau dalam hal bisnis, kita membutuhkan mitra kerja yang Andal. Tapi sayangnya, tidak sedikit penipuan bisnis terjadi karena mitra yang diajak kerjasama ternyata tidak dapat diandalkan. Tidak semua orang dapat dijadikan mitra. Dan tidak semua mitra dapat diandalkan. Sederhananya, inilah langkah mencari mitra kerja yang andal;

1. Memiliki Tujuan yang Sama

Apa jadinya jika dua orang penumpang becak memiliki dua tujuan yang berbeda dalam satu becak? Tukang becak yang setengah mati. Jika Anda tidak ingin bisnis Anda setangah mati seperti tukang becak tadi, temukan mitra kerja yang satu tujuan dengan Anda. Dengan begini, sewaktu-waktu bila bisnis Anda agak menyimpang atau jalan di tempat, Anda dapat saling mengingatkan untuk kembali ke jalur dan melanjutkan perjalanan agar lekas sampai pada tujuan. Tetapkan tujuan dengan mantap dan tukang becakpun akan lebih semangat mengayuh becaknya.


2. Menutupi Kekurangan Anda

Ada orang yang cerdas berpikir, tapi lambat bertindak. Ada yang cepat bertindak, tapi lemah berpikir. Tentu akan lebih efektif, jika kita cerdas berpikir, cepat bertindak. Asal jangan lama bertindak, lemah dalam berpikir. Setiap orang mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Itulah gunanya mitra kerja; menutupi kekurangan Anda. Misalnya Anda cerdas dalam mengelola keuangan namun kurang cakap dalam pemasaran, maka carilah mitra kerja yang cakap dalam bidang pemasaran. Teliti dimana celah Anda, kemudian tambal dengan penambal yang tepat.

3. Mitra yang Ahli dalam Bidangnya

OK! Sekarang Anda sudah tahu kelebihan Anda dan cara mengembangkannya. Anda juga sudah tahu kekurangan Anda dan mencari mitra kerja yang dapat menutupi kekurangan tersebut. Hanya saja tidak semua orang yang bekerja di bidang pemasaran, betul-betul ahli dalam bidang tersebut. Dibutuhkan bakat dan pengalaman dalam menguasai bidang tertentu. Anda tentu tahu dampak buruk yang terjadi bila Anda bermitra dengan orang yang tidak ahli di bidangnya. Fokus utamanya adalah mencari mitra kerja yang Andal. Lihatlah pengalaman kerja calon mitra Anda tersebut. Perumpaannya seperti mencari calon istri bagi pria; setiap istri adalah wanita, tapi apakah semua wanita layak dijadikan istri?

    Kita baru saja membicarakan panduan mencari mitra kerja, bukan cara menjalankan hubungan dengan mitra kerja tersebut. Karena kegagalan dalam sebuah mitra tidak melulu diakibatkan oleh mitra kerja Anda. Bisa saja berasal dari Anda yang terlalu perfeksionis. Sebelum Anda menyalahkan orang lain, bercerminlah dahulu. Seperti dalam teori Proyeksi Sigmun Freud; bahwa manusia cenderung memproyeksikan kesalahan mereka pada orang lain. Padahal kesalahan yang ia proyeksikan berasal dari dirinya sendiri. Sebagaimana proyektor yang memproyeksikan gambar pada layar. Asal muasal gambar yang sebenarnya terletak pada proyektor, bukan layarnya.

Memacu Produktivitas Kerja   

Pahami baik-baik bunyi peribahasa Perancis berikut : " Lebih baik bekerja untuk hidup, daripada hidup untuk bekerja ". Kalau begitu, haruskah Kita bekerja keras? atau cukup dengan bekerja cerdas? Perbedaan antara pekerja keras dan pekerja cerdas hanya pada hasil yang sekarang, hasil masa depannya sedikit banyak sama. Pekerja keras cenderung letih, sementara pekerja cerdas tetap menikmati pekerjaannya. Karena pekerja cerdas mengutamakan efektivitas dan efisiensi. Efektivitas adalah hasil yang baik dan efesiensi adalah proses atau metode yang tepat. Menyapu dengan sapu atau menggunakan mesin penghisap debu, manakah yang lebih efesien dan efektif. Manakah diantara dua pekerjaan itu yang mencerminkan bekerja keras atau bekerja cerdas? Berikut adalah hal-hal yang memacu produktivitas kerja.


1.  Bekerja dengan Cerdas
     
     Pekerja yang cerdas kerap menggunakan peralatan yang tepat untuk efesiensi pencapaian tujuannya. Thomas Carlyle pernah berkata : "Manusia adalah binatang yang menggunakan peralatan. Tanpa peralatan ia bukan apa-apa. Dan sebaliknya, dengan menggunakan peralatan ia bisa segala-galanya". Peralatan yang tepat dapat menjadi tongkat ajaib dalam menyelesaikan pekerjaan. Inilah karakteristik pekerja cerdas. Atur tempat kerja Anda. Pilih lokasi yang tenang. Namun jika pekerjaan Anda berbentuk usaha, cari tempat yang ramai. Tentukan dengan tepat kapan waktu istirahat dan selesaikan pekerjaan Anda. 
  
            Bayangkan kepuasan yang akan Anda toreh jika menyelesaikan pekerjaan tersebut. Ciri lain dari pekerja cerdas adalah sering melakukan 2 pekerjaan dalam satu waktu. Sekali dayung, dua, tiga pulau terlampaui. Kita bisa menyelesaikan dua pekerjaan atau lebih dalam satu waktu. Kita bisa mengerjakan pekerjaan rumah seperti menyapu, mencuci atau memasak sembari menelpon kerabat atau mendengarkan audio ceramah melalui hands free. Jika terjadi kemandegan dalam pekerjaan, memperluas atau  meminta perspektif orang lain sangat membantu. Mungkin ada yang perlu ditambahkan, dikurangi atau diganti.

2.   Menciptakan dan Mempertahankan Kebiasaan Baik

Jadikan setiap hari penuh arti. Setiap orang masing-masing memiliki 24 jam sehari, dan 7 hari dalam seminggu. Tapi mengapa ada yang berhasil dan bahagia dalam menikmati waktunya dan ada pula yang menuai lelah serta letih sahaja. Pernahkah Anda merasa telah bekerja sekuat tenaga dari subuh hingga malam tapi yang Anda dapatkan hanya lelah belaka? Seperti menunggang kuda komidi putar, seolah berlari padahal berjalan ditempat. Itulah mengapa manajemen waktu sangat kita perlukan.  Samuel Johnson berucap : "Mata rantai kebiasaan terlalu lemah untuk dirasakan sampai menjadi semakin kuat untuk ditinggalkan". Jadi, pertanyaannya bukan apa yang harus dilakukan?  tapi lakukan apa yang kita tahu.

3.  Karakter yang Tegas

Buatlah agenda harian, minggu atau bulanan agar kita dapat mengacu pada agenda tersebut. Sekali lagi, dahulukan pekerjaan yang penting, tentukan batas waktu setiap kegiatan pada agenda tersebut. Di sisi lain, agenda kita tersebut juga harus fleksibel dan kondisional. James Whistler, seorang seniman terkenal, berkata : "Rahasia sukses melukis adalah mengetahui apa yang tidak harus digambar diatas kanvas". Sama halnya melukis, pun kita harus mengetahui apa yang tidak harus kita lakukan atau kapan kita harus berkata tidak pada suatu hal atau seseorang. Kita baru bisa melakukan apa yang ada diluar jadwal, jika semua jadwal mulai dari  prioritas hingga formalitas sudah selesai kita kerjakan. 

4. Kerja Sama dengan Mitra yang Handal

Mintalah delegasi atau bantuan orang lain pada pekerjaan yang bisa diwakilkan. Memang, konsep-konsep yang sudah dijelaskan membutuhkan disiplin yang tinggi. Semakin disiplin kita, semakin besar pula peluang mencapai hasil memuaskan, mengingat waktu dan tenaga kita yang terbatas. Itulah intisari bekerja cerdas. Jika sukses itu gampang, pastilah banyak orang-orang yang sukses. Banyak hal yang mesti kita kerjakan namun waktu yang kita miliki sungguh terbatas. Jadi, tentukan skala prioritas anda, skala terakhir serahkan pada deligasi spesialis anda. Hal-hal yang menghambat pendelegasian adalah karena pola pikir yang berasumsi bahwa pendelegasian adalah kelemahan atau anggapan bahwa menyuruh itu tak bermoral. Padahal prinsip moral hanya ada dua: jangan sakiti dirimu dan jangan sakiti orang lain. Dan, pendelegasian tidak berbenturan pada keduanya.

Kalau begitu, kita fokus saja melakukan hal-hal yang bernilai besar dan sesuai dengan kapasitas kita . Sisanya, serahkan pada delegasi ahli. Carilah delegasi yang tepat, yang ahli atau spesialis di bidangnya. Jika delegasi berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik, apresiasi ia, kalau perlu dalam bentuk tulisan bahkan hadiah. Agar kinerja positif seperti itu akan terus terulang. Delegasi yang paling tepat adalah sekertaris. Dan sekertaris yang paling tepat ialah ia yang memahami tujuan dan potensi besar anda serta mampu menambal kekurangan-kekurangan anda. Istri atau pasangan Anda, contohnya. Karena banyaknya skandal antara pemimpin dan sekertaris, bagaimana kalau Anda memperistrikan sekertaris anda. Karena ianya telah mengenal anda luar dan dalam. Anda akan mendapati, bahwa istri terbaik adalah sekertaris yang cerdas dan penyayang.

Pekerjaan yang Paling Mudah

Lalu, setelah lelah memberi waktu pada orang lain, kapan waktu untuk Anda sendiri? Carilah tempat persembunyian seperti apartemen, kost, laboratorium, perpustakaan, hotel atau kendaraan pribadi sebagai tempat menenangkan diri dan menikmati waktu untuk diri sendiri. Tidak sedikit para profesor, ilmuwan atau penulis mencetak karya besarnya di tempat persembunyiannya tersebut.  Para Nabi, wali dan raja-raja zaman dahulu menggunakan goa, hutan, gunung atau pantai sebagai tempat meditasi dan perenungan.Seperti kata George Bernard Shaw ; "Orang-orang yang maju dalam hidup ini adalah orang-orang yang bangkit dan mencari lingkungan yang mereka inginkan, lalu jika mereka tak dapat menemukannya, mereka menciptakannya "

Pekerjaan bukanlah pengejaran tanpa tujuan dan tanpa henti. Jadikan hobi menjadi pekerjaan atau profesi kita. Katakanlah Anda gemar membaca, menulis, diskusi dan menonton film, maka profesi yang menyenangkan buat Anda adalah dosen, penulis, sutradara, presenter dan aktor. Pilihlah berdasarkan skala yang paling Anda sukai. Karena pekerjaan yang paling mudah adalah pekerjaan yang membuat kita bahagia dalam mengerjakannya.


Semoga kita dapat bekerja secara cerdas!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar