Minggu, 08 Desember 2013

Who Moved My Cheese?



Dalam buku  Who Moved My Cheese diceritakan mengenai kisah sulitnya mengatasi setiap perubahan dalam hidup. Berusaha untuk bertindak serius namun tidak terlalu kaku. Buku ini diciptakan oleh Dr. Spencer Johnson. Kisah cheese ini diibaratkan mengenai tempat dalam keluarga, perusahaan, rumah, sekolah, uang, kedamaian batin, dan banyak lainnya. Ketika rekan-rekannya melihat perubahan dalam hidup, penulis menceritakan tentang cheese-Nya. Berikut kisahnya;

Bagian Dari Diri Kita : Si Sederhana dan Si Rumit
Dalam kisah ini terbagi menjadi 4 tokoh yaitu dua tikus yaitu Sniff (endus) dan Scurry (Lacak) serta dua kurcaci yaitu Hem (Kaku) dan Haw (Aman). Dimana untuk mewakili diri kita dari sisi sederhana dan rumit tanpa membedakan usia, jenis kelamin, ras, dan lainnya
1. Sniff : mampu mencium adanya perubahan dengan cepat
2. Scurry : cepat mengambil tindakan
3. Hem : menolak adanya perubahan karena takut perubahan adalah hal yang buruk
4. Haw : selalu mencoba beradaptasi dengan perubahan dengan harapan lebih baik

 

Empat Tokoh
Kisah ini menceritakan mengenai perubahan yang terjadi di Labirin. Cheese diibaratkan sesuatu yang kita inginkan dan kita capai. Sedangkan di Labirin adalah tempat dimana Anda menghabiskan waktu untuk mencari Cheese. Dua ekor tikus dalam kisah ini lebih bisa menghadapi permasalahan karena tidak mempersulit keadaan. Berbeda dengan kurcaci yang lebih pintar dan memiliki emosi manusiawi cenderung mempersulit keadaan yang ada. 

Menemukan Cheese
Seperti biasa Sniff dan Scurry serta Hem dan Haw setiap pagi sama-sama mengenakan baju jogging dan mengenakan sepatu mereka untuk mencari cheese. Dalam pikiran Sniff dan Scurry yang sederhana, mereka hanya menginginkan cheese keras dan berlubang-lubang seperti yang diidamkan tikus pada umumnya. Sedangkan dalam pikiran Hem dan Haw yang rumit dan kompleks menginginkan cheese yang beraneka ragam yang bisa dinikmati. Mereka semua menemukan cheese yang diinginkan di dalam Labirin tepatnya di stasiun C.

Tidak ada Cheese!
Keesokan paginya Sniff dan Scurry kembali ke Stasiun C dan mereka melihat tidak ada cheese disana! Ini membuat mereka terpukul namun tidak sampai disitu saja. Mereka pergi menelusuri labirin lainnya dan berusaha menemukan cheese mereka. Berbeda dengan Hem dan Haw yang berangkat agak siang dan ketika sampai di Stasiun C mereka terkejut bukan kepalang. Mereka tidak menemukan cheese-Nya! Ini membuat mereka frustasi dan merasa diperlakukan tidak adil. Mereka hanya menghabiskan waktu hanya untuk mencari akar permasalahannya. Hal ini rutin terus menerus. Mereka hanya bisa pulang dengan perut kelaparan, putus asa, dan saling menyalahkan. 

Di sisi lain Sniff dan Scurry terus mencari, pada akhirnya mereka menemukan cheese di Stasiun N yang berisi sangat banyak cheese dan cukup besar yang membuat mereka bahagia. Sementara Hem terus berfikir kenapa tidak mencari cheese di tempat lain? Bagaimana dengan nasib Sniff dan Scurry? Apakah mereka menemukan cheese? Haw mulai menyadari perbedaan antara produktivitas dan aktivitas dan mengajak Hem untuk mencari di stasiun lain namun Hem menolak dan tetap pada pemikirannya bahwa cheese itu harus ada disana.

Mengalahkan Ketakutan dan Menikmati Petualangan
Akhirnya Haw pun befikir mengenai ketakutannya apabila ia tersesat di labirin dan tidak menemukan cheese? Atau bagaimana kalau ternyata ia menemukan cheese yang sangat banyak? dia sadar bahwa jika ia tidak berubah ia akan mati kelaparan. Hal yang dapat mengalahkan rasa takutnya adalah menghadapi situasinya dan menikmati petualangan di labirin dengan harapan menemukan cheese baru. 

Bergerak bersama cheese dan menikmati perubahan
Haw masih terus berlarian di labirin dan hanya menemukan stasiun dengan sisa remahan cheese yang baru. Ia terus mencari dan mencari. Dan ia kembali ketakutan lagi dengan mengatakan ia akan tersesat dan tidak menemukan cheese. Ia menertawakan dirinya sendiri. Semakin ia takut semakin ia sulit menghadapi keadaan. Ia terus berusaha dan menemukan stasiun N. Disana terdapat begitu banyak cheese dan ia menemukan cheese baru yang belum ia kenal. Bahkan ia menemukan dua rekannya Sniff dan Scurry dengan perutnya yang buncit dan menyambut Haw dengan sukacita. Haw masih memikirkan temannya Hem. Apakah ia sudah menemukan jalan untuk ke sini? Apakah ia masih menyalahkan kenapa cheseenya tidak ada di sana? Sempat terfikir oleh Haw untuk mengajak Hem ke stasiun N. Tapi Hem harus bisa menemukan jalannya sendiri untuk mendapatkan cheese-Nya!

Hikmah dari Kisah Tikus dan Kurcaci
Bahwa kita sering terperangkap pada zona nyaman kita. Terlalu fokus pada satu pintu yang tertutup hingga mengabaikan pintu lain yang terbuka untuk kita. Kita terlalu pemaaf. Saking pemaafnya, kita mencari pembenaran atas segala kesalahan kita dengan dalih memaafkan diri sendiri. Apresiasi itu penting. Tapi, kita juga mesti berani mengkritik diri sendiri. Karena hidup terus bergerak maju, maka berhenti adalah pilihan yang keliru apalagi berjalan mundur. Teruslah bergerak! Bergerak menerobos zona nyaman.

Semoga Bermanfaat!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar