Minggu, 24 November 2013

Terapi Berpikir Positif


Dapatkah kita berhenti berpikir? Sementara untuk berhenti berpikirpun, kita  harus berpikir. Dalam pikiran kita, baik saat itu senang, sedih, marah, bahagia, dan lainnya tersimpan dalam tiap memori pikiran kita. Pikiran membentuk pola pikir seseorang benar atau salah. Seperti misalnya mempengaruhi intelektualitas seseorang, ketika kita meyakini bahwa kita mampu menangkap suatu pengetahuan misalnya, maka hasilnya kita pasti akan bisa. Dalam buku Dr. Ibrahim Elfiky yang berjudul Terapi Berpikir Positif, termuat tentang pengaruh dan kekuatan pikiran. Diantaranya :

1)     Pikiran mempengaruhi fisik dan kondisi kesehatan seperti yang dapat kita lihat sehari-hari atau terjadi dalam masyarakat, misalnya ketika seseorang terlalu banyak berfikir, bekerja terlalu keras, pola makan yang tidak teratur  hasilnya adalah seperti timbulnya berbagai penyakit jantung, stroke, diabetes dan lain-lain.
2)     Pikiran mempengaruhi kondisi kejiwaan dan citra diri. Misalnya penilaian terhadap diri sendiri ketika seseorang menilai seorang wanita gemuk, maka wanita tersebut terus menerus memikirnya dan berusaha untuk membentuk tubuh yang proporsional.
3)     Pikiran membangun optimisme. Misalnya saat kita mengetahui sesuatu dan memberi tahu orang lain, hasil dari pengetahuan tersebut diapresiasi oleh orang lain hingga menimbulkan rasa percaya diri untuk lebih mempelajari sesuatu yang lain dan memberitahukan lagi. Dan begitu seterusnya.
4)     Pikiran tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Kita bisa memikirkan masa lalu, masa kini, dan masa akan datang.  Juga tidak terbatas ruang atau jarak. Misalnya kita berpikir untuk berlibur keliling eropa dan membayangkan tempat-tempat yang bisa dikunjungi ketika melihat hasil foto di artikel tertentu mengenai lokasi wisata tersebut.
5)     Pikiran melahirkan kebiasaan. Misalnya seperti ketika kita menyusun agenda kegiatan untuk tiap harinya. Ketika saya berpikir untuk melakukan kegiatan tersebut secara rutin, maka akan lahirlah suatu kebiasaan.
6)     Pikiran mempengaruhi alam bawah sadar. Seperti  saat kita mencintai seseorang, tanpa disadari kita memikirkan orang tersebut dan bisa terbawa ke dalam mimpi.

Konsepsi Berpikir Negatif
            Dengan memiliki akal untuk kita berpikir, bukan berarti kita sudah sempurna. Karena bisa saja kita terjebak kepada penyakit berpikir, atau lebih tepatnya berpikir negatif.  Adapun faktor-faktor penyebab berpikir negatif seperti jauh dari Tuhan, pengalaman buruk, tidak jelasnya tujuan, rutinitas negatif, inferior dan  lingkungan yang negatif. Dampak dari berpikir negatif tersebut membuat kita berkata-kata negatif seperti berbohong, mencela bahkan memfitnah.  Hingga membuat perilaku, kebiasaan bahkan takdir kita juga ikut-ikutan negatif. Solusinya hanya satu, mulailah menerapkan terapi berpikir positif. 
Masalah dan kesengsaraan hanya dalam persepsi. Maksudnya, masalah hanya ada dalam diri manusia itu sendiri, masalah sepele menjadi berbeli-belit karena persepsi yang berlebihan mengenai masalah tersebut. Tuhan tidak akan menutup satu pintu kecuali karena Dia membuka pintu yang lebih baik untuk kita. Kita terkadang terlalu berpatokan dan mengharapkan pada satu pintu dan tidak mencoba pintu yang lain yang sebenarnya lebih baik untuk kita. Baiknya, kita belajar dari masa lalu, hidup untuk hari ini, dan merencanakan masa depan. Seburuk atau sebaik apapun masa lalu adalah sebuah pelajaran sehingga kita bisa menjalani hidup pada hari ini, sehingga untuk ke depannya kita tidak mengulangi kesalahan yang sama. 
Tanpa diberitahu pun, kita semua sepakat bahwa berpikir negatif itu buruk dan berpikir positif itu baik. Sekarang pertanyaannya adalah bagaimanakah terapi berpikir positif itu? Masih dalam buku yang sama, Dr. Ibrahim Elfiky berbagi petunjuk untuk berpikir positif. Berikut petunjuknya;
1)     Optimisme; Lakukanlah semuanya dengan sepenuh hati. Kejar terus sampai berhasil.
2)     Menentukan tujuan; hendak kemana kita ini? Dalam menulis tulisan inipun, penulis memiliki tujuan mengapa harus menulis.
3)     Rutinitas Positif; Pergunakan waktu dengan mengikuti kegiatan yang bermanfaat dan tentunya dengan lingkungan yang positif.
4)     Refleksi Diri; maksudnya, kita meluangkan waktu untuk merenungi apa kesalahan atau masalah kita dan bagaimana cara untuk memperbaikinya. Refleksi diri sama halnya dengan dzikir, meditasi, bertapa atau merenung.

Semoga tulisan tentang berpikir positif ini membawa perubahan positif bagi Anda yang membacanya. Karena apa yang engkau pikirkan akan kembali padamu. Segalanya berawal dari pikiran, menuju perasaan, dan berakhir  kepada tindakan, maka hati-hatilah terhadap pikiran dan perasaan, sebab hal itu menarik apapun yang dipikirkan. Maka, pikirkanlah sebelum kita mengawali segalanya!

Pikiran adalah kekuatan yang sangat efektif. Tanpanya, setiap kekuatan hanya besar saja- Victor Hugo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar